untuk mu calon suamiku


dear  :   oscar mahardikha

Hai , bila saatnya tiba kau baca surat cintaku ini, aku hanya berharap esok hari saat dimana q kecup punggung tanganmu untuk yang pertama kali di hadapan penghulu, para saksi, orang tua kita, saudaramu, saudaraku, sahabatmu, sahabatku, adalah simbol cintamu yang akan selalu ada disisiku sampai Izrail menghampiri kita.

binarku,. Allah telah memilihkan kamu untuk menjadi suamiku , saat empat bulan masa kandunganku di dalam perut ibu., dimana saat itu kehendak tuhan menjadi rangkaian takdir yg tak dapat di ubah, Sejak saat itu namamu sudah disandingkan di sebelah namaku. Sejak saat itu aku sudah mencintaimu. Aku sudah menunggu selama ini,dan kini tuhan mempertemukan kita dalam waktu dimana kita tak sendiri pada waktu itu, namun sekarang kita adalah sepasang tangan yang tak akan pernah lepas. Genggam selalu tanganku .

dan selain mahar yang q pinta saat pernikahan kita. Aku ingin kau berikan aku satu lagi: sebuah mukjizat Nabi terakhir. Alquranul Karim, yang akan selalu kau baca dengan suara merdumu, sebagai pelengkap dalam kehidupan kita. Alquranul Karim, yang akan kau ajarkan betapa indah lantunan ayat - ayat suci kepada anak - anak kita nanti. Alquranul Karim, yang akan kau baca tepat disampingku nanti, saat aku terkulai lemah tak lagi berarti walau hanya untuk menjentikan jari. Alquranul Karim, yang akan selalu kau bawa dan kau baca tepat di samping nisanku nanti apabila Izrail menjemputku lebih dulu. Tetap bacakan untukku walau seayat sayang, aku pasti akan merindukan suara suamiku bernyanyi: Kau mengaji.

Sayang, mungkin aku tak lebih hebat dari ibumu dalam menjagamu. Aku tak seindah ia merawat  dirimu.   Tapi , percayalah. Kamulah alasanku untuk belajar menjadi wanita yang kuat. wanita yang  rela walau harus sampai mati menjaga dan merawatmu, demi menjaga hatimu, kehormatanmu juga ragamu. Kamulah pria yang mampu membuatku tau bagaimana seharusnya aku bersikap.

Hei priaku,  berjanjilah  ,Tanpa sedikit pun kamu menentang hal yang pernah dilakukan Rasulullah. Saat aku menjadi istrimu nanti, kamu harus jadikan aku satu – satunya di dunia dan akhirat. Seperti halnya Sayidina Ali Radliallahuanhu menjadikan Fatimah Az Zahra satu – satunya bidadari bumi yang dimilikinya. Aku mau kamu hanya miliku, tidak ada yang lain.

Kasih,. Saat kau telah menjadi imamku nanti,aku tau kamu tak akan pernah berhenti   mencari rezeki dan membahagiakanku. Akan selalu ku sujudkan doa untukmu disaat ceceran keringat membasahi tubuhmu dan kau letih, akan ku tadahkan tangan dan meminta pada tuhan kita selama kau banting tulangmu ,ku akan selalu ada. Tak akan kubiarkan kamu melakukan itu sendiri, sedikit aku bisa membantu sesuap dalam kehidupan kita. Tapi itu tidak menjadikanku lupa akan kewajiban ku seharusnya. Merawat dan melayanimu sepenuh hati.

Yah , kalau boleh aku minta. Aku menginginkan putri  yang menjadi buah hati kita yang pertama. Mungkin kita namakan ia “billahi a’isii” , kita didik ia menjadi anak yang shalehah, dan akan kutanamkan sekeping jiwaku pada dirinya. Agar apabila nanti aku dipanggil terlebih dahulu oleh pemilik yang sebenar-benarnya, kamu masih bisa melihat adanya aku dalam putri kita. Dan aku ingin putra kita hanya terpaut satu tahun dengan kakaknya . agar ia bisa tumbuh bersama dengan saudari kandungnya. Dan pastinya akan ku ajarkan ia menjadi sosok seperti mu, lelaki kuat dan bertanggung jawab, bahkan akan melebihi mu. Agar apabila nanti kamu yang kembali lebih dulu ke sisiNYA , ia bisa menjaga aku dan kakanya seperti yang telah kau lakukan.

Sayang percayalah, aku akan selalu mencintaimu di tiap waktuku. Aku akan tetap menciummu, meski pipimu tak lagi sekencang dulu, meski keriput tlah menggarisi keningmu. Aku akan tetap membelai rambutmu, meski putih telah memakan habis hitamnya yang indah. Aku akan tetap memelukmu, meski bungkuk bdanmu dan ringkih tubuhmu, aku akan tetap memelukmu.

Berjanjilah cinta, apabila tiba saatnya Izrail memamerkan surga dan neraka di kedua sayapnya di hadapanku. Jangan pernah berhenti bisikkan nama Allah di telingaku, jangan pernah kau lepas genggaman tanganku dan jangan dulu jatuhkan air matamu sebelum malaikat benar – benar mencabut ruh dari ragaku. Sudah kubilang: Apalah arti dunia jika aku melihat air matamu.

Tenang  yah, batu nisan memang akan pisahkan dunia kita nanti, tapi dia tak akan mampu pisahkan cinta kita. Aku mencintaimu tak hanya di dunia. Sudah kubilang seumur hidupku pun itu bukan waktu yang cukup bersamamu. Cintaku akan tetap hidup bersama cintamu. Dunia akhirat kamu adalah miliku.
Semoga Allah mengabulkan doa di tiap sujudku, agar pernikahan kita tak hanya dilanggengkan di dunia, tapi juga diabadikan di taman surgaNya. Amin…