ketika saya mendengarkan seksama penjelasannya pada mlm tadi. saya hanya menangis basah diam-diam. menghadap ke dinding lalu berusaha tertidur dan melupakan semuanya. saya menarik selimut hingga tubuh saya seluruhnya tertutup, lebih baik begitu. memejamkan mata dan tertidur.
saya akui, ini lah kelemahan saya terlalu sensitif, terlalu menghubar air mata pada hati. namun bukankah ini lebih baik, dari pada tidak menangis?
setelah bangun dari tidur yang hanya 3 jam, saya kembali terhunus. rasanya ini sakit terkronis yang pernah saya rasakan. rasa takut menggila, dan saya ternyata salah ketika saya meluapkan semua cerita kepada ibu yang sangat bijak memberi solusi.

saya langsung membuka account twitter dan meluapkan semua disana. menulis dan kembali menangis. menangis dan kembali diam. diam lalu memikirkan banyak hal. berandai andai, menghayal kebahagiaan, memiliki dia yang saya cintai. dicintai dengan orang yang melahirkan org yang saya cintai. bercanda, bertukar fikiran dan mendengarkan pengalamannya sebagai seorang ibu. namun, banyak yang harus saya lalui untuk meraih impian saya , dan saya yakin saya dapat melewati itu semua. kalaupun tidak, saya akan menyimpan kebahagiaan itu dan merasakan dengan ibu lain yang melahirkan lelaki yang akan saya cintai kelak.